BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebutsebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dankemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksidengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut jugadengan zoon politicon.
Aktualisasi manusia sebagai makluk sosial, tercermin dalam kehidupan berkelompok. Manusia selalu berkelompok dalam hidupnya. Berkelompok dalam kehidupan manusia adalah suatu kebutuhan, bahkan bertujuan. Tujuan manusia berkelompok adalah untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya. Apapun bentuk kelompoknya, disadari atau tidak, manusia berkelompok mempunyai tujuan meningkatkan kebahagiaan hidupnya. Melalui kelompok manusia bisa memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya, bahkan bisa dikatakan kebahagiaan dan keberdayaan hidup manusia hanya bisa dipenuhi dengan cara berkelompok. Tanpa berkelompok tujuan hidup manusia yaitu mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan tidak akan bisa tercapai.
Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagai makluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia selalu hidup berkelompokdengan manusia yang lain. Perilaku berkelompok (kolektif) pada dirimanusia, juga dimiliki oleh makluk hidup yang lain, seperti semut, lebah, burung bangau, rusa, dansebagainya, tetapi terdapat perbedaan yangesensial antara perilaku kolektif pada diri manusia dan perilaku kolektifpada binatang.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sosial
2. Untuk lebih menambah wawasan tentang makhluk sosial.
3. Untuk memahami tentang kehidupan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN SOSIAL
a. Pengertian Sosial.
Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu ’socius’ yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama (Salim, 2002). Sudarno (dalam Salim, 2002) menekankan pengertian sosial pada strukturnya, yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang menempatkan pihak-pihak tertentu (individu, keluarga, kelompok, kelas) didalam posisi-posisi sosial tertentu berdasarkan suatu sistem nilai dan norma yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat yang lahir, tumbuh, dan berkembangan dalam kehidupan bersama.
b. Cakupan Sosial
Cakupan sosial menurut Sudarno ada dua yaitu interaksi sosial dan hubungan sosial. Interaksi sosial didefenisikan sebagai interaksi lembaga sosial, individu, dalam tata hubungan yang dikendalikan oleh kepentingan tertentu (Salim, 2002), sedangkan Soerjono Soekanto mendefenisikan interaksi sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok (Ibrahim, 2003). Hubungan sosial merupakan hubungan antara lembaga, individu yang bersifat umum yang memiliki dasar kegiatan kemasyarakatan (Soedarno dalam Salim, 2002).
Faktor sosial menurut Anderson meliputi pendidikan dan suku bangsa (Muzaham, 1995), sedangkan Gottlieb (1983, dalam Kuntjoro 2002) menyebutkan dukungan keluarga sebagai salah satu faktor sosial. Dengan mengadaposi pendapat Anderson dan Gottlieb tersebut maka faktor-faktor sosial adalah pendidikan, suku, dukungan keluarga.
1.Pendidikan
Pendidikan sebagai suatu konsep, memiliki sifat yang cukup terbuka untuk menelaah. Pendidikan dalam arti formal sebenarnya adalah suatu proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (Notoatmodjo, 1993).
Pengertian pendidikan digunakan untuk menunjuk atau menyebutkan suatu jenis peristiwa yang dapat terjadi di berbagai jenis lingkungan. Jenis peristiwa ini ialah interaksi antara dua manusia atau lebih yang dirancang untuk menimbulkan atau berdampak timbulnya suatu proses pengembangan atau pematangan pandangan hidup pribadi. Jenis lingkungan tempat terjadinya interaksi ini dapat berupa keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat bermain, berolahraga atau berekreasi, ataupun tempat lain (Muzaham, 1995).
2.Suku
Suku merupakan unit-unit kebudayaan, dimana latar belakang kebudayaan tersebut berbeda-beda. Perbedaan ini akan menghasilkan tingkah laku yang berbeda pula, baik itu tingkah laku individu maupun tingkah laku kelompok. Tingkah laku yang dimaksud bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran. Pada manusia, tingkah laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah laku dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi di atasnya dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada disekitarnya (Muzaham,1995).
3.Dukungan Keluarga
Keluarga didefenisikan oleh Friedman (1992) sebagai dua individu atau lebih yang bergabung bersama karena adanya ikatan saling berbagi dan ikatan kedekatan emosi yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian keluarga. Keluarga mengemban fungsi untuk kesejahteraan anggota keluarga yang mencakup 5 bidang yaitu biologi, ekonomi, pendidikan, psikologi dan sosial budaya (WHO,1978 dikutip dari Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2005). Dukungan keluarga mengacu pada sistem atau jaringan yang membantu individu dalam proses kehidupan. Sebagai makhluk sosial tentunya individu tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, maka manusia membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang sekitarnya berupa penghargaan, perhatian, dan cinta (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2005).
Gottlieb (1983, dalam Kuntjoro 2002) mendefenisikan dukungan sosial (social support) sebagai inti verbal atau nonverbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang dekat dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.
Dukungan keluarga terjadi sepanjang hidup, dimana sumber dan jenis keluarga berpengaruh terhadap tahap lingkaran kehidupan keluarga.
2.2.MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai mahkluk social dan ekonomi adalah suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya. Individusatu dapat mempengaruhi yang lain dan begitu juga sebaliknya “definisi secara psikologisosial“. Pada kenyataannya interaksi yang terjadi sesungguhnya tidak sesederhanakelihatannya melainkan merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Interaksi terjadikarena ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitar yangmemiliki juga perilaku spesifik, dan manusia dalam memenuhi kebutuhannya merupakan makhluk ekonomi (Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperoleh dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya. (self Interest).
Jadi sudah kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Ada beberapa pengertian interaksi sosial menurut para ahli. pendapat dari berbagai para ahli pun bermacam-macam dan variatif seperti dijelaskan dibawah ini.
Menurut Para Ahli :
1. Menurut H. Booner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial bahwa: “Interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.”
2. Menurut Gillin dan Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
3. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.”
4. Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social.”
5. Siagian (2004) “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung.” Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok dalam kehidupan sosial.
Ø Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.Dorongan untuk makan
2.Dorongan untuk mempertahankan diri
3.Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1) penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2) penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1) Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2) Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3) Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi manusia sebagai makhluk social dan ekonomi, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain dan tidak membutuhkan apapun karena manusia cenderung makhluk yang tidak pernah merasa puas.
Ø Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
Ø Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
2.3.PENGERTIAN MASYARAKAT SOSIAL
a. Pengertian Masyarakat
Masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta, berpartisipasi, atau “masyaraka” yang berarti saling bergaul. Di dalam bahasa Inggris dipakai istilah “society”, yang sebelumnya berasal dari kata lain “socius” berarti “kawan” . Masyarakat juga bisa diartian sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah system , dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab “musyarak “. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar makhluk sosial. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Dalam bahasa Inggris, kata masyarakat diterjemahkan menjadi dua pengertian, yaitu society dan community.
- Menurut Abdul Syani (1989), masyarakat sebagai community dapat dilihat dari dua sudut pandang.
- Memandang community sebagai unsure statis, artinya community terbentuk dalam suatu wadah atau tempat dengan batas-batas tertentu, maka ia menunjukkan bagiandari kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga ia dapat pula disebut sebagai masyarakat setemnpat, misalnya kampong, dusun atau kota-kota kecil. Masyarakat setempat adalah suatu wadah dan wilayah dari kehidupan sekelompok orang yang ditandai oleh adanya hubungan sosial. Disamping itu, dilengkapi pula oleh adanya perasaan sosial, nilai-nilai dan norma-norma yang timbul atas akibat dari adanya pergaulan hidup atau hidup bersama manusia.
- Community dipandang sebagai unsure yang dinamis, artinya menyangkut suatu proses (nya) yang terbentuk melalui faktor psikologi dan hubungan antar manusia, maka di dalamnya ada yang sifatnya fungsional. Dalam hal ini dapat diambil contoh tentang masyarakat pegawai negeri sipil, masyarakat ekonomi, masyarakat, mahasiswa dan sebagainya.
- Dari kedua ciri khusus yang dikemukakan di atas, berarti dapat diduga bahwa apabila suatu masyarakat tidak memenuhi ciri-ciri tersebut, maka ia dapat disebut masyarakat society. Masyarakat dalam pengertian society terdapat interaksi sosial, hubungan-hubungan menjadi bersifat pamrih dan ekonomis (Abdul Syani, 2002).
Ø Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli
- Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
- Ralp Linton
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah satu kesatuan sosial dengan batas tertentu.
- Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
- Abdul Syani
Masyarakat merupakan kelompo-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hokum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan tersendiri.
- Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
- Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Dari pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan, berinteraksi satu sama lain. Mempunyai suatu kebiasaan tradisi ada , sikap dan rasa persatuan yang sama serta saling merhagai.
b. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari pusat pemikiran sosiologi. Hal ini dikarenakan titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua manusia atau individu yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang bernama keluarga, kemudian berkembang ke dalam lingkungan masyarakat. Istilah kelompok sosial merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “sosial groups”, social berarti sosial/kemasyarakatan, sedangkan groups berarti kelompok.
Menurut para ahli tentang kelompok sosial :
1. Hendro Puspito mendefinisikan bahwa “Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.”
2. Robert K. Merton berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah kelompok yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah matang.”
3. Paul B. Horton dan Cheaster L.Hunt menjelaskan bahwa “Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.”
4. Mayor Polak mengatakan bahwa “Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur.”
5. Mack Iver dan Charles H. Page berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan antarmanusia dalam himpunan tersebut”.
Ø Ciri-Ciri Kelompok Sosial
- Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya kelompok formal dengan informal. - Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
- Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara tertulis atau secara tidak tertulis.
- Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
- Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.
- Memiliki kepentingan bersama.
- Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatar belakangi yang salah satunya adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.
- Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
- Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial.
- Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ gasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut.
Ø Hubungan Antara Kelompok Sosial dan Masyarakat
Kelompok social yang dipandang dari sudut individualisme secara langsung dari seseorang warga masyarakat telah menjadi anggota dari kelompok – kelompok kecil , kelompok –kelompok kecil yang dimaksud adalah atas dasar keakraban , usia , pekerjaan atau kedudukan. Hubungan antara masyarat dan kelompok social mempunyai keterkaitan satu sama lain , dalam menjalin hubungan sebagai makhluk sosial bila ingin mendapatkan kesejahteraan dalam bermasyarakat harus dengan ikut serta dalam kelompok sosial . Masyarakat bisa membentuk kelompok sosial yang diminati perindividu dan dikelompokkan menjadi satu kesatuan. Sehingga berbagai kelompok social pun bermunculan dillakangan masyarakat dan tidak pernah akan bisa dipisahkan satu sama lain.
Kelompok social tidak akan terbentuk jika tidak ada masyarakat yang aktif dalam pemukiman nya atau tempat tinggalnya tersebut. Ini menandakan bahawasannya tingkah laku masyarakat pun menjadi peran penting dalam pembentukan kelompok social yang aktif dan positif. Kelompok social yang aktif dan positif sangat lah penting untuk membangun suatu daerah yang adil, makmur , rukun, aman ,nyaman , dan sentosa. Jika masyarakat tidak mau ikut serta berperan aktif dalam pemukimannya ini bisa menyebabkan runtuhnya kelompok social, karena yang paling penting dalam kelompok social adalah interaksi individu terhadap individu lainnya dalam arti lainnya iyalah keaktifan bersosialisasi antara individu dengan individu lainya. Dalam masyarakat, kelompok-kelompok social melakukan kontak dengan pola berbeda. Ada yang menghasilkan kerja sama , namun tak sedikitpun berujung konflik social jika tidak memiliki batasan –batasan. Batasan batasan memang harus dimiliki disuatu kelompok social agar tidak menjadikan konflik dalam bermasyarakat, agar hidup menjadi aman dan tentram.
2.4.KEHIDUPAN SOSIAL
Kehidupan sosial adalah kehidupan yang ditandai dengan adanya unsur – unsur sosial kemasyarakatan itulah yang dinamakan dengan kehidupan sosial. Di dalam kehidupan sosial ideanya kita akan menemukan sebuah interaksi sosial dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan seperti gotong royong, kerja bakti, tolong menolong, berpastisipasi dalam kegiatan tertentu dan lain sebagainya yang sifatnya saling membutuhkan antara satu makhluk hidup dengan lainnya.
Di dalam kehidupan sosial tersebutbunsur- unsur penting yang di dlamnya terdapat rasa saling menghormati dan saling menghargai antara sesama. Oleh karenanya kehidupan sosial seperti itu harus terus di pupuk dan diperihara agar tercipta rasa aman dan tidak ada kesenjangan sosial.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya merupakan makhluk ekonomi (Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperoleh dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya (self Interest).
Makhluk ekonomi cenderung menggunakan prinsip prinsip ekonomi dalam aktifitasnya.
1. Homo homini lupus = manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (maksudnya manusia merugikan /membuat kelicikan/ kejahatan terhadap manusia lainnya.
2. Homo homini socius = manusia menjadi kawan bagi manusia lainnya.
Ø Manusia sebagai makhluk ekonomi memiliki ciri-ciri:
1. Sikap tak pernah puas
2. Banyak keinginan dan kebutuhan
3. Cenderung melakukan tindakan ekonomi atas dasar kepentingan sendiri
4. Cenderung melakukan tindakan ekonomi secara efisien. ( selalu memikirkan perbandingan antara apa yang dikorbankan/ dikeluarkan dengan apa yang akan dicapai / hasilnya.).
5. Cenderung memilih suatu kegiatan /aktifitas yang paling dekat dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.
Ø Pelaku Kegiatan Ekonomi
- Rumah Tangga Perorangan (Keluarga)
- Rumah Tangga Produksi/Perusahaan
- Rumah Tangga Pemerintah
- Rumah Tangga Masyarakat luar negeri
Ø Kegiatan ekonomi dalam usaha memenuhi kebutuhan :
- Mengambil dan Memanfaatkan Hasil Kekayaan Alam (Ekstraktif)
- Mengolah Tanah (Agraris)
- Berdagang (Perdagangan)
- Membuka Usaha industri
- Usaha Jasa
Ø Persiapan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
- Bertindak rasional
- Bertindak efisien dan ekonomis
- Penghematan
- Skala prioritas
- Pengetahuan dan keterampilan
- Bekerja keras, ulet, tekun
v Ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral
2. Setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya.
Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat. Bila hal hal diatas dilanggar atau terabaikan maka terjadilah yang dinamakan penyimpangan sosial.
v Perilaku Bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup
- Kerjasama saling menguntungkan --- contoh, kerja sama pengusaha dengan tenaga kerja
- Kerjasama untuk kepentingan bersama --- contoh, gotong royong
- Kerjasama saling menghormati/tidak memaksakan kehendak --- contoh, pembagian giliran air / irigasi
v Fungsi Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
- Sikap menghormati hak dan kewajiban
- Menjaga harga diri
- Sikap bahu membahu sesuai dengan norma yang berlaku
- Berbagi ilmu
- Sikap saling tolong menolong
v Masalah Sosial.
Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu, maslah-masalah sosial tak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, yang terpokok adalah aspek ilmiahnya.
Masalah sosial masyarakat menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat, sedangkan problema sosial meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya. Sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan masyrakat. Sementara itu, usaha-usaha perbaikannya merupakan bagian dari pekerjaan sosial. Dengan kata lain sosiologi berusaha untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang berda di belakang tata kelakuan sosial. Pekerjaan sosial berusaha untuk menganggulangi gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, atau untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antar unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.
Perumusan masalah sosial tidak begitu sukar, daripada usaha-usaha untuk membuat suatu indeks yang memberi petunjuk akan adanya masalah sosial tersebut. Para sosiologi telah banyak mengusahakan adanya indeks-indeks tersebut seperti misalnya indeks simple rates , yaitu angka laju gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, angka-angka bunuh diri, perceraian, kejahatan anak-anak, dan seterusnya. Sering kali juga diusahakan sistem composite indices, yaitu gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu sama lainnya contohnya angka bunuh diri di hungkan dengan tingkat kemiskinan yang menjadi faktor melakukan tindakan tersebut. Namun demikian, ada beberapa ukuran umum yang dapat dipakai sebagai ukuran terjadinya suatu disorganisasi dalam masyarakat umpamanya adanya keresahan sosial. Karena terjadinya pertentangan antara golongan-golongan dalam masyarakat, frekuensi penemuan baru yang fundamental dalam kebudayaan dan masyarakat tersebut juga menyebabkan perubahan-perubahan.
v Klasifikasi Masalah Sosial dan Sebab-Sebabnya
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biofsikologis dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri individu untuk kelompok sosial. Penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan maslah sosial. Sesuai dengan sumber-sumbernya maslah sosial dapat diklasifkasikan dalam keempat kategori diatas.
Problema-problema yang berasal dari faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Penyakit, misalnya berasall dari faktor bilogis. Dari faktor fsikologis timbul seperti penyakit saraf (neurosis), bunuh diri, disorganisasi jiwa, dan seterusnya. Sementara itu persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik, dan keagamaan bersumber pada faktor kebudayaan.
v Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial
Didalam menentukan apakah suatu masalah-masalah problema sosial atau tidak, sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut :
a. Kriteria Utama
Suatu maslah sosial, yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur yang pertama dan pokok masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata hidupnya. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.
b. Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial
Pernyataan tersebut diatas sering kali diartikan secara sempit, yaitu masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi, sebab-sebab terpenting maslah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi juga sumbernya. Berdasarkan jalan pikiran yang demikian, kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan manusia bukanlah merupakan maslah sosial.
c. Pihak-Pihak yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan Merupakan Masalah Sosial atau Tidak.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu maslah sosial atau tidak.
d. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Suatu masalah yang merupakan manifest social problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang sulit diatasi karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, masyarkat tidak berdaya untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi masalah tersebut, sosilogi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam masalah tersebut yang didasarkan pada sistem nilai-nilai masyarakat; sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sbagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan atau diatasi.
v Beberapa Masalah Sosial Penting
Ada beberapa persoalan penting yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat , misalnya sebagai berikut :
1. Kemiskinan
2. Kejahatan
3. Disoganisasi Keluarga
4. Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern
5. Peperangan
6. Masalah Kependudukan
7. Maslah Lingkungan Hidup
8. Birokrasi
Pelanggaran terhadap Norma-Norma Masyarakat :
· Pelacuran
· Delinkuensi Anak-Anak
· Alkoholisme
· Homoseksualitas
v Pemecahan Masalah Sosial
Dalam memecahkan masalah sosial ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu, metode preventif dan metode represif. Metode yang preventif jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Artinya, setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi sosial, tidaklah semata-mata melihat aspek sosiologis, tetapi juga aspek-aspek lainnya. Dengan demikian, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosial yang dihadapi tadi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu ’socius’ yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama (Salim, 2002).
Manusia sebagai mahkluk social dan ekonomi adalah suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya. Individusatu dapat mempengaruhi yang lain dan begitu juga sebaliknya “definisi secara psikologisosial“.
Masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta, berpartisipasi, atau “masyaraka” yang berarti saling bergaul. Di dalam bahasa Inggris dipakai istilah “society”, yang sebelumnya berasal dari kata lain “socius” berarti “kawan” .
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya merupakan makhluk ekonomi (Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperoleh dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya (self Interest).
Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak
Dengan adanya makalah ini diharapakan mahasiswa telah mengerti dan memahami masalah sosial, sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan masyarakat dan mengurangi tingkat permasalahan sosial yang terjadi dlam masyarakat itu sendiri.Dalam makalah masyarakat dan kelompok sosial ini masih terdepat banyak kekurangan dan kesalahan, kami dari pembuat makalah ini sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah kami ini agar dapat memberikan kritk dan saran yang bersifat membangun untuk masa depan yang cerah bagi generasi muda saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Iklan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar